Ebiet G. Ade, Sang Maestro Ballad Indonesia

1
739
Sumber foto : detik.com

Ebiet G. Ade, beliau adalah seorang penyanyi sekaligus penulis lagu yang legendaris, hingga kini kita masih bisa mendengarkan karya-karya agungnya di media televisi maupun radio. Beliau merupakan salah satu penulis lagu yang dekat dengan suasana alam dan kehidupan manusia. Beberapa lagunya selalu menggambarkan kehidupan yang bahkan hingga kini masih sangat relevan dengan peristiwa-peristiwa sosial saat ini. Meskipun lagu-;agu tersebut tercipat puluhan tahun sialm, tetap saja bisa menggetarkan para pendengarnya.

Ebiet G. Ade lahir dari pasangan Aboe Dja’far dan Saodah pada tanggal 21 April 1954. Pria yang bernama lengkap Abid Ghoffar Aboe Dja’far ini memiliki kisah yang lucu tentang namanya. Saat Ebiet kursus bahasa Inggris di Jogja, gurunya yang asli orang asing memanggilnya Ebid, karena pengucapan A menjadi E. Hingga akhirnya ia mengambil nama ‘Ebiet’ sebagai nama hokinya.

Awalnya Ebiet hampir menjadi seorang guru, setelah lulus SD ia sekolah di PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara, namun ia tidak betah dan memutuskan untuk hijrah ke Jogja. Ebiet melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1.

Saat Ebiet berada di Jogja, beliau sering bertemu dengan seniman-seniman tekenal di Malioboro, seperti Emha Ainun Nadjib, Eko Tunis, dan E. H Kartanegara. Jiwa seni Ebiet mulai tertarik dengan puisi. Ia ingin mendeklamasikan puisi-puisinya dengan cara yang berbeda. Berbekal ajaran gitar akustik dari kakaknya, Ebiet pun menggabungkan puisinya dengan nada-nada yang pas hingga menghasil syair-syair ballad yang indah.

Saat karirnya mulai naik, awalnya ia hanya menjelajah Jateng dan DIY, namun atas dorongan kerabat dan rekan-rekannya, Ebiet memberanikan diri beradu nasib di Ibu Kota. Berkali-kali ia ditolak perusahaan rekaman, namun ia tidak menyerah, justru membuatnya semakin getol menciptakan karya-karya baru. Hingga akhirnya sebuah perusahaan rekaman bernama Jackson Record tertarik untuk membuatkannya sebuah album bertajuk Camellia I. Nada Melayu beserta lirik yang tak biasa untuk pasar musik Indonesia, membuatnya disambut hangat banyak kalangan. Media-media pun mulai banyak yang memuat tentang dirinya. Sukses dengan album Camellia I, Jackson Record & Tapes membuatkan tiga sekuel album Camellia I hanya dalam waktu dua tahun saja, yaitu: Camellia II (1979), Camellia III (1980), dan Camellia IV (1980).

Hingga kini karya-karya Ebiet G. Ade masih setia menemani telinga-telinga para penikmat musik ballad. Syair-syairnya yang tak melulu tentang cinta selalu membuat pendengarnya mengingat akan sesuatu yang lain. Sesuatu tentang Tuhan, semesta, dan Kehidupan. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (foto: rewinnita)

Discography:

Camellia I (1979)

Camellia II (1979)

Camellia III (1980)

Camellia 4 (1980)

Langkah Berikutnya (1982)

Tokoh-Tokoh (1982)

1984 (1984)

Zaman (1985)

Isyu! (1986)

Menjaring Matahari (1987)

Sketsa Rembulan Emas (1988)

Seraut Wajah (1990)

Kupu-Kupu Kertas (1995)

Cinta Sebening Embun (1995)

Aku Ingin Pulang (1995)

Gamelan (1998)

Balada Sinetron Cinta (2000)

Bahasa Langit (2001)

In Love: 25th Anniversary (2007)

1 KOMENTAR

Tinggalkan Komentar