Wisata Menantang di Anak Gunung Krakatau

0
155

Wilayah Krakatau merupakan kepulauan vulkanik yang hingga saat ini masih aktif, letaknya diantara Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Tahun 1883 lampau, berdiri gagah Gununng Krakatau yang kemudian sirna karena letusannya yang dahsyat, awan panas serta gelombang tsunami yang menerjang kala itu menelan korban hingga 36.000 jiwa. Bahkan kabarnya, suara letusan tersebut terdengar hingga ke wialayah Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika. Daya ledaknya luar biasa, diperkirakan mencapai 30.000x bom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki saat PD  II dahulu. Letusannya mengakibatkan banyak perubahan seperti perubahan iklim global. Abu vulkaniknya mengakibatkan udara dan pandangan menjadi gelap. Sebenarnya banyak ledakan lain yang dahsyat, namun Gunung Krakatau meletus ketika populasi dan teknologi sudah mulai berkembang.

Kira-kira 40 tahun kemudian, muncul gunung api yang kini populer dengan nama Gunung Anak Krakatau yang juga aktif dan terus bertambah tinggi, tercatat ia semakin tinggi 20 inci setiap bulan, yang menyebabkan semakin tnggi semata-mata karena material yang keluar dari perut anakan. Seorang ahli gunung api asal Jepang Prf. Ueda Nakayama menyatakan, meski terbilang aktif dan sering mengeluarkan letusan kecil, ada saat-saat tertentu turis dilarang mendekati kawasan ini, karena bahaya lava pijar yang ia muntahkan, sehingga banyak yang menikmati pesona Anak Gunung Krakatau ini dari kejauhan saja, tepatnya saat melintasi perairan laut saat menuju Pelabuhan Merak dari Pelabuhan Bakauheni Lampung atau sebaliknya. Tak sedikit juga yang mengakui, Anak Gunung Krakatau ini lebih mempesona saat dilihat malam hari, saat ada larva menyembul di tengah kegelapan yang membuat langit mendadak merah oranye. Jika ingin melihat lebih dekat, anda harus pastikan kondisi benar-benar aman, selain itu anda juga butuh pemandu yang akan mendampingi trip anda yang biasanya disediakan oleh perusahaan tour wisata disini. Yang pasti, sebelum berkunjung kemari anda harus memastikan apakah Anak Gunung kondusif dikunjungi atau tidak. (Arisca Meir/inloveindonesia.com) (Foto: pariwisata-indonesia.web.id)

Tinggalkan Komentar