Renungan Inspiratif : Ayah Kabulkan Permintaanku

0
100

Firly adalah gadis yang sangat pintar. Ia juga cantik dan baik. Firly ini adalah anak tunggal dari Bpk. Anton Muhaimin Sholeh S,Pd dan Ibu Ayunda Firyanata S,H. Namun, Firly tidak bahagia, karena sang ibu meninggal dunia saat ia berulang tahun yang ke 10.
Tahun ini, Firly mulai memasuki semester 2 kelas 7. Firly bersekolah di SMP Nusa Bakti. Di sekolahnya, ia terkenal sebagai anak yang pandai bergaul. Ia juga mengandalkan kepintarannya agar dapat mempunyai teman yang sebanyak-banyaknya.
Hari ini adalah hari terakhir UTS. Ulangan yang terakhir yaitu Matematika & IPA, pelajaran yang ia sukai. Setiap ulangan harian, ia selalu mendapatkan nilai yang bagus. Teman-temannya selalu iri dengannya, namun Firly tak pernah mempermasalahkan hal itu.
UTS semester ini sudah berakhir. Tinggal saatnya melihat nilai ulangan yang akan dibagikan oleh wali kelas masing-masing. UTS yang dibagikan ada 13 mata pelajaran dan salah satu pelajaran yang nilainya tertinggi dalam ulangan Firly yaitu Matematika. Nilai ulangan Matematika Firly adalah 100. Firly sangat senang. Ia ingin cepat-cepat memberitahu ayahnya tentang kabar baik ini.
Sesampainya di rumah. “Assalamualaikum. Ayah, ayah, ayah”. Teriak Firly yang masih berada di dekat pintu. “Mungkin, ayah sedang berada di ruang kerjanya”. Pikir Firly.
Ia pun bergegas menaiki tangga menuju lantai 2. Disanalah ruang kerja ayahnya. Saat Firly membuka pintunya, terlihat ayahnya sedang berbincang lewat via telpon dengan bos ayahnya. Firly langsung menghampiri ayahnya, lalu menunggu sesaat.
“Ayah, ayah”. Kata Firly yang tak sabar memberitahu ayahnya tentang nilai UTS nya.
“Sebentar ya, pak (sambil menjauhkan hanphone dari mulutnya) ada apa Firly?” tanya ayah.
“Ayah, liat deh nilai ulangan matematika aku”. Perintah Firly sambil menyodorkan kertas ulangannya. Sang ayah yang sedang berbincang dengan bosnya itu langsung melihat kertas ulangan Firly. Betapa kagetnya sang ayah saat melihat ulangan Firly.
“Gimana yah? Bagus gak?”. Tanya Firly yang tidak sabar menunggu jawaban dari ayahnya.
“Ini bagus sekali nak. Ayah tidak menyangka kalau kamu bisa mendapatkan nilai sebagus ini”. Kata ayahnya dan langsung melanjutkan percakapannya dengan bosnya.
“Ayah, aku punya permintaan sebagai hadiahku. Boleh ya, yah?”. Pinta Firly.
“Boleh”. Kata ayahnya dengan nada sedikit pelan.
“Aku pengen di beliin hp BlackBerry dong, yah. Boleh kan?”. Pinta Firly dengan menggerakkan tangan ayahnya. Tapi ayahnya masih sibuk bertelepon.
“Oh iya pak. Nanti saya akan kesana sekarang, permisi pak. Apa Firly?” Tanya ayah yang agak tercengang.
“Kan aku nilai ulangannya 100, aku boleh minta hadiah gak? Kalau boleh, hp BlackBerry yah”. Kata Firly.
(sambil melihat ke araj jam tangan). “Sayang, maafkan ayah nak. Ayah harus pergi ke kantor sekarang juga. Ayah ada meeting sama client ayah. Lagi pula, buat apa beli hp yang mahal, yang murah aja. Nanti kalau ada sisa kan bisa ditabung. Atau kamu beli barang yang berguna aja”. Ayah pun langsung meninggalkan Firly. Firly pun berfikir dengan omongan ayah tadi. Akhirnya setelah difikir-fikir ia ingin membeli laptop, kan laptop berguna juga.
Berbulan-bulan Firly berusaha mengumpulkan uang untuk membeli laptop tanpa memberitahu ayahnya. Ayahnya pun heran dengan sikap anaknya yang dulu jajan sampai 5 ribu per hari, kini menjadi 2 ribu per hari. Sampai suatu saat Firly jatuh sakit. Ayahnya pun tak tau penyakit anaknya. Namun kata dokter, Firly mengalami penyakit kanker paru-paru stadium 4. Untuk mengatasi hal itu, Firly harus di operasi. Jika operasi berjalan lancar, maka Firly akan menjalani operasi kedua.
Operasi Firly berjalan lancar & tinggal menunggu pemulihan Firly selama 4 bulan. Nah, sudah 4 bulan berlalu. Firly akan menjalani operasi yang kedua kalinya. Ayahnya yang sangat rindu kepada anak tersayangnya itu, memasuki kamar Firly. Ternyata eh ternyata, sang ayah menemukan sebuah buku diary. Buku diary itu ternyata punya Firly, lalu ayahnya dengan rasa penasaran membaca isi diary itu.

Dear diary…
Hari ini aku bahagia karena nilai ulangan Matematika ku ialah 100. Aku sangat senang. Aku sudah memberitahu hal ini kepada ayah. Ternyata, ayah sangat bangga padaku. Oleh sebab itu, aku ingin meminta hadiah kepada ayah dan ayah memperbolehkannya. Aku meminta Hp BlackBerry, namun ayah bilang BlackBerry itu mahal. Mending beli barang yang berguna saja. Nah, setelah difikir-fikir, aku memantapkan diri untuk menabung lalu bila sudah terkumpul banyak, aku belikan laptop.
Sekian dulu curhatan diary. Aku sangat bangga bisa berbagi kepada orang yang membaca tulisanku ini, termasuk ayahku.

Sang ayah kaget karena ia baru tau kalau selama ini anaknya menabung untuk membeli laptop. Ia langsung bergegas ke rumah sakit, dan menanyakan hal itu kepada anaknya.
“Firly”. Panggil ayahnya dengan lembut.
“Ayah. Dirly kangen sama ayah. Tumben deh ayah kesini. Aku jadi yakin”. Kata Firly sambil menggenggam tangan ayahnya.
“Yakin kenapa nak?”. Tanya ayahnya kebingungan.
“Aku yakin operasi kedua ini berhasil. Tapi ayah, aku ingin minta satu keinginan yang lama aku pendam dari ayah. Aku cuman ingin ayah belikan laptop, tapi uangnya jangan pakai uang ayah, pakai uangku saja. Aku sudah menabung. Kalau kurang, sama ayah tambain ya. Kalau lebih, buat ayah aja”. Kata Firly sambil tersenyum manis pada ayahnya. Ayahnya pun meneteskan air mata, lalu diseka oleh jari telunjuk Firly yang mungil.
“Ayah kenapa bersedih? Jangan sedih ayah. Aku kan di operasinya 1 minggu lagi. Jadi, aku bisa bareng ayah terus. Oh iya, yah, aku punya 1 permintaan lagi. Yaitu ayah janji akan selamanya sayang padaku. Ayah mau kan mengabulkan keinginanku?”. Tanya Firly penuh harap.
(sambil meneteskan air mata). “Ayah akan lakukan semuanya demi kamu nak. Apapun itu, asal kamu bahagia. Kamu harus tetap semangat dalam menjalani hidup. Ayah akan selalu berada siampingmu, anakku”.
Kata ayahnya sambil memeluk lalu mencium kening Firly. Tiba-tiba ayahnya pergi meninggalkan Firly di ruangan itu sendirian. Firly tak tau ayahnya mau pergi kemana. Namun, 1 jam kemudian, ayahnya membawa sebuah kotak besar bergambar laptop. Ayahnya pun langsung memberikan kotak itu kepada Firly. Firly sangsung merasa senang.
“Ayah, ini untukku?”. Tanya Firly sambil memegangi laptopnya.
“Iya nak. Ini buatmu. Kamu suka kan? Sekarang kamu mainin laptopnya. Ayah sudah bawakan modemnya. (sambil mengelus kepala Firly). Kamu gak usah mikirin operasi dulu, sekarang kamu manfaatkan waktumu dengan bersenang-senang bersama laptop barumu”. Kata ayahnya dengan mata berbinar-binar.
Hari yang menegangkan untuk Firly & ayahnya pun tiba. Ayahnya berdoa agar Firly sukses dalam menjalankan operasi ini. Jika gagal, kemungkinan Firly tak bisa hidup bertahan lama. Operasinya berjalan kira-kira 7 jam.
Namun ada peristiwa yang mengagetkan ayahnya Firly. Dokternya bilang, Firly sudah tiada lagi di dunia ini (meninggal) dan dokternya bilang selama ini Firly hidup dengan 1 ginjal, dan ginjalnya mengalami infeksi. Ayahnya langsung menangis dan menyesali perbuatannya yang tak bisa memberikan sedikit waktunya untuk bersama Firly.
Kini, Firly sudah dimakamkan. Setelah pulang dari prmakaman, sang ayah menemukan surat di kamarnya. Ia pun membaca isi surat itu.

Ayah, aku tau, saat ayah baca surat ini pasti aku sudah tiada, betul kan yah? Ayah jangan bersedih. Ayah, aku sudah pegang janji ayah yaitu akan sayang padaku selamanya. Walau aku & ayah berbeda alam, tapi aku akan selalu berada disini, dihati ayah. Aku juga berterima kasih sama ayah karena sudah memberikanku sebuah laptop. Jika ayah rindu aku, lihat fotoku saja yah yang ada di laptopku. Aku juga gak akan pernah membenci ayah sampai kapanpun. Karena ayah adalah penjaga jiwaku. Aku sayang ayah.

Salam peluk, cium, rinduFIRLY

Kini, ayahnya tau, ia salah. Dan kepergian Firly sudah di ikhlaskannya & ayahnya Firly mencoba berubah demi anak kesayangannya dan menepati janjinya kepada Firly untuk selalu sayang padanya walau berbeda alam

Tinggalkan Komentar