Hombo, Tradisi Lompat Batu dari Pulau Nias

0
774
Foto : nawacitapost.com

ENSIKLOPEDIAINDONESIA.COM – Indonesia kaya akan budaya, salah satunya adalah Tradisi Hombo atau biasa dikenal dengan Tradisi Lompat Batu ini merupakan tradisi unik yang populer dikalangan masyarakat Nias. Tradisi ini telah dilaksanakan selama berabad-abad lalu oleh para pemuda setempat. Sejak memasuki umur 7 tahun, para anak laki-laki di Kabupaten Nias Selatan sudah dilatih untuk melompati tali yang takaran tingginya semakin meninggi sesuai dengan bertambahnya umur mereka.

Karena akan tiba pada saatnya ketika mereka harus melompati sebuah tumpukan batu yang ingginya mencapai 4 m. hal ini dilakukan sebgaai pembuktian bahwa mereka telah dewasa dan sudah pantas untuk meminang gadis pujaan. Batu yang akan dilompati ini mempunyai tinggi 2 meter, lebar 90 cm, dan panjangnya sekitar 60 cm.

Dengan menggunakan pakaian adat setempat, mereka berlari kemudian menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut. Puncak batu tidak boleh tersentuh, dan harus melakukan pendaratan yang sempurna, karena jika tidak, maka resiko cedera otot atau bahkan patah tulang yang akan didapat. Akan tetapi tidak semua pemuda di Nias dapat melakukan hal ini. Ini dipercaya karena Tradisi Hombo memiliki suatu unsur magis dari roh leluhur dimana seseorang dapat melompati batu tersebut.

Tradisi Hombo awalnya merupakan tradisi perang. Masing-masing suku membuat benteng yang terbuat dari batu atau bambu setinggi 2 meter yang mengharuskan mereka untuk berlatih melompatinya sebagai persiapan untuk berperang. Kemampuan untuk melompati batu setinggi 2 meter inilah yang menjadi syarat untuk menjadi prajurit.
Seiring dengan perkembangan jaman, tradisi initak lagi dilaksanakan sebagai persiapan perang, tetapi menjadi simbol dan budaya dari orang Nias. Jika seorang pemuda telah berhasil melakukan tradisi ini, maka ia dianggap sudah dewasa dan dianggap matang secara fisik sehingga dapat menikah. Selain itu ia juga akan dianggap sebagai pembele desanya ketika terjadi konflik.

Tradisi Hombo ini tak hanya menjadi sebuah kebanggaan bagi seorang pemuda Nias, namun juga bagi keluarganya. Bagi keluarga yang anaknya telah melakukan tradisi hombo, maka akan mengadakan pesta besar dengan memotong beberapa ekor ternak.
Anda dapat menikmati tradisi Haombo ini di beberapa tempat di Pulau Nias, seperti di Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari) atau di Desa Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan. Saat mengunjungi Pulau Nias jangan lewatkan juga untuk menikmati kemegahan warisan budayanya berupa arca peninggalan megalit, rumah tradisional, dan tentunya berselancar atau menyelam.

Tinggalkan Komentar