Tari Jaipong, Yang Gemulai Dari Jawa Barat

0
2729

Tari Jaipong atau biasa dikenal dengan Jaipongan adalah tarian yang lahir dari kreativitas seorang seniman asala kota kembang, Bandung, Gugum Gumbira, pada tahun 1961. Paa awal kemunculannya, Tari Jaipong disebut Ketuk Tilu karena dasar tarian itu sendiri berasal dari Ketuk Tilu yang telah dikembangkan. Pada saat itu, Presiden Soekarno melarang musik-musik barat untuk diperdengarkan di Indonesia. Oleh karena itu, atas inisiatif Gugum Gumbira, ia ingin menghidupkan kembali kesenian tradisionla Indonesia. Tari Jaipong sendiri merupakan gabungan antara gerakan Ketuk Tilu, tari Topeng Banjet, dan Pencak Silat (bela diri).
Pada awalnya, Tari Jaipong dinilai sebagai tarian yang erotis dan vulgar, namun seiring dengan perkembangnnya dan mengkatnya frekuensi kepopulerannya, Tari Jaipong mulai sering dipertunjukan baik dalam media televisi, hajatan, atau perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Gugum berusaha melestarikan Ketuk Tilu pada jiwa Tari Jaipong, namun dengan tempo yang lebih cepat, sehingga membuat penari lebih aktif, dengan diiringin musik gamelan urban dan gamelan. Nama Jaipong itu sendiri berasal dari onomatope (suara yang dihasilkan dari sebuah benda) dari suara kendang yang terdengar dalam tari tersebut.
jaipongan3
Dengan hadirnya tari Jaipong, hal ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Terlebih lagi, banyak pegusaha yang mulai membuat kursus-kursus tari untuk tari Jaipong.
Di Jawa Barat sendiri, tari Jaipong cukup berbeda dengan terian sunda lainnya, dimana para penari sunda biasanya mengedepankan sopan santun dan kehalusan budi para penarinya. Penari (yang biasanya perempuan) bahkan menundukkan pandangannya, dan tak boleh menatap pasangannya. Berbeda dengan penari Jaipong, penari diharuskan menatap mata pasangannya sebagai bentuk komunikasi visual.
Tari Jaipong bisa dibilang sebagai alah satu identitas kesenian Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara­ penting yang berkaitan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan Tari Jaipong. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke mancanegara yang senantiasa dilengkapi dengan Tari Jaipong.
Selain itu Tari Jaipong juga banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada pertunjukkan seni seperti wayang, degung, genjring/terebangan, kacapi jaipong dan hampir semua musik yang ada di pertunjukkan rakyat sunda dan dangdut modern dikolaborasikan dengan Jaipong, sehingga menjadi kesenian Pong-Dut. (Hikari/ensiklopediaindonesia.com) (Foto: rt6cbr.blogspot.com; bekasiraya.com)
 

Tinggalkan Komentar