Lontar

0
1225

Anda tentu sudah tahu dan kerap mendengar perihal daun Lontar, tanaman yang memiliki nama latin Borassus Flabellifer ini memiliki banyak manfaat, selain kerap digunakan sebagai bahan naskah dengan dikeringkan terlebih dahulu selain juga untuk kerajinan seperti bahan pembuat kipas, topi, tikar, hingga Sasando (Alat musik khas Timor). Lontar sebagai bahan naskah digunakan di sebagian besar wilayah di Asia, di Indonesia sendiri banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, Bali, Madura, Pulau Jawa, Lombok dan yang terkenal Sulawesi. Daun Lontar hingga menjadi bahan naskah membutuhkan proses yang cukup panjang, harus dikeringkan dan dibersihkan lalu dikeringkan lagi hingga beberapa kali, namun sayangnya kelemahan media ini ia tidak tahan lama dan gampang rusak apalagi bila tidak hati-hati menyimpannya. Kayu dari batangnya memiliki mutu yang baik, hingga kerap digunakan sebagai bahan bangunan atau untuk membuat perkakas. Niranya pun bisa disadap untuk pembuatan gula atau difermentasi menjadi minuman. Buahnya yang muda juga kerap dikonsumsi, rasanya mirip kolang-kaling. Buah muda yang berupa biji lunak ini kerap dikenal dengan nama buah siwalan yang dipotong kecil-kecil untuk campuran es dawet Siwalan. Sedangkan buah yang tua bisa diolah untuk jadi bahan kue.

Di wilayah Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan daun Lontar dikenal dengan nama Lontara, bentuknya tidak sama dengan Lontar Jawa maupun Bali, karena di Sulawesi lontar disambung-sambung sampai panjang kemudian digulung menyerupai pita kaset. Pada masa kini Lontara Sulawesi sudah sangat langka, kabarnya hanya tinggal tiga buah naskah saja. Tanaman Lontara ini diolah tangkai dan pelepah daunnya untuk menganyam tali atau untuk membuat songkok (semacam topi). (Arisca Meir/inloveindonesia.com) (Foto: savuraijuatourism.com)

Tinggalkan Komentar