Metatah, Tradisi Upacara Adat "Potong Gigi" di Bali

0
455

Pulau Bali, selain dikenal dengan keindahan pariwisatanya, Bali juga dikenal dengan berbagai tradisinya yang masih kental dan sayang untuk dilewatkan ketika kita berkunjung ke Bali. Inilah yang membuat Bali memiliki keunikannya sendiri yang menjadi daya tarik bagi wisatawan bagi domestik maupun mancanegara.

Bali bisa dibilang daerah di Indonesia yang memiliki banyak kebudayaan yang tidak bisa ditemukan di daerah lain. Terlebih dengan background agamanya yang memang berbeda dengan kebanyakan daerah di Indonesia. Hal inilah yang membuat para wisatawan rela menyusuri pedesaan atau perkampungan di Bali untuk melihat bagaimana uniknya kehidupan masyarakat Bali yang masih kental dengan tradisinya. Banyak sekali upacara-upacara keagamaan di Bali mulai dari awal kehidupan (lahir) hingga akhir perjalanan seorang manusia (mati). Hal ini sesuai dengan konsep Tri Hita Karana yang menjelaskan tentang hubungan antara Tuhan, Manusia, dan alam. Salah satu upacara keagamaan yang cukup menarik untuk ditelusuri adalah tradisi Metatah (Potong Gigi)

Tradisi Metatah merupakan tradisi yang wajib dlakukan leh masyarakat Hindu di Bali baik itu laki-laki maupun perempuan yang sudah memasuki masa akil balig. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh enam musuh dalam diri manusia yang dinggap kurang baik bahkan sering dianggap sebagai musuh dalam diri sendiri. EnamĀ  musuh itu yang disebut dengan Sad Ripu, yaitu Kama (hawa nafsu), Loba (ketamakan), Krodha (marah yang melampaui batas dan tidak terkendalikan), Mada (mabuk), Moha (kebingungan dan kurang konsentrasi), dan Matsarya (iri hati atau dengki).

Dalam praktek sebenarnya, potong gigi bukan berarti gigi dipotong hingga habis, melainkan hanya merapikan atau mengikir enam gigi pada rahang atas, yaitu empat gigi seri dan dua taring kiri dan kanan. Biasanya tradisi potong gigi ini digelar saat anak laki-laki ataupun perempuan sudah menginjak usia dewasa yang ditandai dengan datangnya menstruasi untuk perempuan dan membesarnya suara untuk laki-laki.

Adapun makna yang terkandung dalam upacara potong gigi ini, yaitu pertama sebagai simbolik bahwa seseorang telah menginjak usia dewasa. Kedua, sebagai wujud bakti orang tua (dalam artian ibu dan bapak orang yang akan potong gigi) kepada leluhur yang telah menjelma sebagai anaknya, untuk ditumbuh kembangkan keperibadiannya. Ketiga seseorang yang telah disucikan akan lebih mudah menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi, para dewata, dan leluhur, yang diharapkan kelak meninggal dunia bisa bertemu dengan leluhurnya di alam surga. Selain itu potong gigi juga memiliki makna estetika, yaitu untuk kecantikan atau keindahan agar susunan gigi menjadi lebih rapi. (Hikari/ensiklopediaindonesiai.com)

Tinggalkan Komentar