Merry Riana, Motivator Wanita Nomor Satu Indonesia

0
891
Merry Riana
Foto: merryriana.com

ENSIKLOPEDIAINDONESIA.COM – Merry Riana merupakan penulis buku “Mimpi Sejuta Dolar” dan salah satu motivator wanita paling sukses. Merry juga seorang pembicara, trainer, dan motivator wanita nomor satu Indonesia. Lalu, bagaimana cerita dibalik suksesnya Merry Riana?

Merry Riana lahir pada tanggal 29 Mei 1980 di Jakarta dari sepasang orang tua Ir. Suanto Sosrosaputro dan Lynda Sanian. Dia lahir dan besar di Jakarta di tengah sebuah keluarga sederhana keturunan Tionghoa. Ayah Merry sendiri merupakan pebisnis dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Masa Kecil Merry Riana

Merry adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Kedua adiknya bernama Aris dan Erick. Dia memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Don Bosco Pulomas dan melanjutkannya di SMP dan SMA Santa Ursula. Santa Ursula sendiri merupakan sekolah Katolik khusus perempuan yang berlokasi di Jakarta Pusat.

Setelah lulus SMA, Merry sebenarnya ingin melanjutkan kuliah di Universitas Trisakti. Namun, karena kerusuhan besar yang terjadi pada tahun 1998, cita-cita untuk berkuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti buyar. Dia pun harus menempuh jalan lain.

Kuliah di Singapura

Kerusuhan tahun 1998 membuat Merry tidak bisa berkuliah di universitas yang dia idamkan. Akhirnya, dia memilih untuk berkuliah di Singapura untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan.

Ayah Merry, Suanto Sosrosaputro memutuskan untuk mengirimkan Merry belajar di luar negeri. Berkuliah di Singapura merupakan suatu pilihan yang tepat dan masuk akal karena Singapura memiliki jarak yang relatif dekat dengan Jakarta dan memiliki lingkungan yang aman, serta sistem pendidikan yang bagus.

Akhirnya, Merry memutuskan untuk berkuliah di Nanyang Technological University Singapore. Dia belajar di jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) di tahun 1998.

Merry berpikir jurusan tersebut merupakan jurusan yang paling masuk akal baginya pada waktu itu karena dia bercita-cita menjadi seorang insinyur. Cita-citanya tersebut bertujuan karena dia ingin membantu ayahnya dalam menjalankan bisnis.

Perjuangan Hidup di Singapura

Merry sempat gagal saat mengikuti tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University karena dia tidak memiliki persiapan yang memadai. Dia juga tidak memiliki bekal dana yang memadai pula, sehingga meminjam dana dari Pemerintah Singapura.

Dia meminjam dana beasiswa dari Bank Pemerintah Singapura sejumlah $40.000. Dia harus melunasinya setelah dia lulus kuliah dan bekerja. Dana tersebut terbilang sangat minim, dia hanya mendapatkan 10 dollar selama seminggu.

Untuk berhemat, Merry pun bersiasat dalam hal makan. Di pagi hari, dia hanya makan mie instan dan siangnya dia hanya makan dua lembar roti tanpa selai. Bahkan, dia juga mengikuti seminar dan perkumpulan malam hari hanya demi makan gratis. Untuk minum sendiri dia mengambil dari air keran atau tap water di kampusnya.

Hal tersebut berlangsung hampir setiap hari pada tahun pertamanya kuliah. Kehidupannya yang sangat memprihatinkan itu membuatnya untuk mencari penghasilan di luar. Dia pun menjalani beragam pekerjaan. Mulai dari membagikan pamflet atau brosur di jalan, menjadi penjaga toko bunga, dan juga menjadi pelayan Banquet di hotel. Saat menyadari hidupnya yang tidak berubah walau sudah memasuki tahun kedua kuliah, Merry mulai membangun mimpi.

Dia tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang bisnis, dia mengumpulkan informasi dengan mengikuti berbagai seminar. Dia juga melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis.

Jatuh Bangun dalam Menjalankan Bisnis

Merry terjun ke dalam dunia bisnis tanpa pengalaman dan pengetahuan bisnis yang memadai. Dia melakukannya semata-mata karena dia menyadari bahwa dengan mempunyai pekerjaan yang biasa tidak cukup untuk memenuhi impiannya untuk sukses di umur 30 tahun.

Dia mencoba berbagai pekuang bisnis. Mulai dari bisnis pembuatan skripsi, bisnis MLM, bermain saham, dan semua upaya tersebut berakhir pada kegagalan. Merry pernah rugi 200 dollar saat dia terjun di MLM. Dia juga pernah kehilangan 10 ribu dollar saat memutar uangnya di bisnis saham.

Walau mentalnya sempat jatuh, namun dia masih bisa menyelesaikan kuliahnya. Sayangnya, Merry kehilangan semua investasinya. Dia merasa terpuruk. Walau begitu, dia kembali bangkit dan berusaha dengan keras untuk menjadi entrepreneur.

Dia memulai usaha dari awal dengan belajar secara sungguh-sungguh mengenai seluk beluk pasar. Setelah dia merasa siap, dia memutuskan untuk menekuni industri perencanaan keuangan. Hal-hal tersebutlah yang dia pikir akan membuatnya dapat mewujudkan impiannya dalam waktu yang relatif singkat. Setelah tamat kuliah, dia mempersiapkan diri secara matang.

Bersama dengan Alva Tjenderasa, teman semasa kuliah yang kini menjadi suaminya, mereka berdua mulai menjalankan usaha bersama. Merry kemudian mulai usahanya dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan.

Saat dia memutuskan untuk memulai kariernya sebagai seorang penasihat keuangan, dia harus bergulat dengan sejumlah tantangan dan juga hambatan. Orang tua, dosen, dan teman-temannya kurang menyetujui keputusannya tersebut. Terlebih, Saat itu Merry belum mempunyai kemampuan berbahasa Mandarin padahal lebih dari setengah penduduk Singapura merupakan etnis Cina.

Tetap Giat Bekerja Keras dan Pantang Menyerah

Sebagai seorang pendatang asing, Merry memiliki pengalaman dan relasi yang terbatas. Namun, salah satu alasan yang membuatnya terus pantang menyerah adalah usianya yang masih muda dan masih lajang. Sehingga, dia merasa lebih bebas dan juga lebih berani dalam mengambil risiko.

Tanpa merasa terlalu dibebani oleh kemungkinan gagal atau keharusan untuk sukses, Merry lebih memilih untuk fokus pada berbagai pengalaman dan pelajaran yang dia dapatkan selama fase-fase di awal kariernya.

Merry sudah membulatkan tekadnya. Bahkan, dia bekerja selama 14 jam dalam sehari. Merry berdiri di dekat staisun MRT dan halte bus untuk menawarkan asuransi. Tak jarang dia bekerja sampai tengah malam dan baru pulang jam dua dini hari. Ditambah lagi, pendapatan yang tidak pasti membuatnya terpaksa kembali berhemat dalam mengatur kebutuhan sehari-harinya.

Sukses sebagai Konsultan Keuangan

Akhirnya, Merry sukses sebagai konsultan keuangan yang menjual berbagai produk keuangan dan perbankan seperti asuransi, kartu kredit, tabungan, deposito, dan lain sebagainya. Dalam enam bulan pertama dia bekerja di Prudential, dia berhasil melunasi utangnya sebesar 40 ribu dolar Singapura.

Awal Sebuah Kesuksesan

Setelah satu tahun pertama Merry Riana berhasil mendapatkan penghasilan sebesar 200 ribu dolar Singapura atau sekitar 1,5 miliar rupiah. Kemudian, dia dianugerahi penghargaan penasihat baru teratas yang banyak diidamkan orang yang menekuni profesi penasihat keuangan pada tahun 2003.

Pada tahun 2004, Merry dipromosikan sebagai manajer karena prestasinya yang cemerlang. Lalu, dia pun memulai bisnisnya sendiri setelah diangkat menjadi manajer, menyewa kantor, dan mempunyai karyawan sendiri.

Kemudian, Merry mendirikan MRO (Merry Riana Organization) yang merupakan sebuah perusahaan jasa keuangan. Selain itu, dia juga mendirikan MRO Concultancy yang bergerak di bidang pelatihan, motivasi, dan percetakan buku yang berbasis di Singapura.

Bersama dengan timnya di MRO, dia mempunyai program pemberdayaan perempuan dan anak-anak muda. Bahkan, anggota timnya ini masih tergolong muda, berkisar 20 hingga 30 tahun. Merry bermaksud ingin mewadahi orang-orang muda yang memiliki ambisi dan semangat sepertinya.

Keinginannya untuk berbagai ini tidak hanya dia lakukan di Singapura. Di ulang tahunnya yang ke-30, dia membuat resolusi baru, yakni memberi dampak positif pada sejuta orang di Asia, terutama di Indonesia.

Pada tahun 2005, Merry menerima penghargaan Top Agency of the Year dan juga penghargaan Top Rookie Agency. Sampai saat ini, dia telah memotivasi dan melatih ribuan profesional dan eksekutif di bidang penjualan, motivasi, dan pemasaran. Dalam perusahannya sendiri Merry sudah menaungi 40 penasihat keuangan. Uniknya, para penasihat keuangan tersebut mempunyai usia yang masih belia antara 21 hingga 30 tahun.

Entrepreneur Wanita yang Sukses

Merry Riana
Foto: idntimes.com

Berbagai media berbondong-bondong memberitakan cerita sukses Merry Riana. Dengan segera, dia dikenal sebagai seorang entrepreneur yang sukses dan menjadi motivator yang kerap membagikan ilmu dan berbagai kiat sukses.

Merry mengatakan bahwa motivasinya tidak cuma berawal dari keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik untuk orang tuanya. Akan tetapi, dia juga berambisi untuk membantu generasi muda lainnya untuk melakukan hal yang serupa.

Buku Best Seller ‘Mimpi Sejuta Dolar’

Merry Riana juga menulis sebuah buku berjudul Mimpi Sejuta Dolar. Buku tersebut menjadi National Best seller hanya dalam waktu 1 bulan setelah rilisnya. Buku ini menarik perhatian publik di Singapura dan Asia Tenggara. Hal tersebut dikarenakan buku tersebut menuliskan prestasi Merry yang menghasilkan satu juta dolar di usianya yang baru 26 tahun. Mengingat Merry awalnya merupakan mahasiwi Nanyang Technological University yang berutang sebanyak 40 ribu dolar.

Tidak hanya itu, profil kesuksesan Merry juga dikenal setelah dia muncul di artikel The Straut Times tepatnya pada tanggal 26 Januari 2007. Artikel tersebut berjudul She’s made her first million at just age 26.

Hingga kini, Merry Riana masih aktif sebagai pembicara di berbagai seminar, perusahaan, sekolah, dan juga media massa di Singapura serta di beberapa negara di Asia Tenggara. Dia juga giat memanfaatkan jejaring sosial Twitter melalui akun Twitter-nya @MerryRiana.

Tinggalkan Komentar